Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bikin Panik, Suara Uap Air Mendidih Muncul Ketika Mesin Mobil Overheat

Sebelum memutuskan beli hatchback sejuta umat, Honda Jazz, awal tahun 2020 dulu, ada rekan yang mengingatkan "kalau beli mobil, siapkankan juga 10% dari harga mobil untuk biaya maintenance". Pernyataan itu logis dan saya sependapat. Bukan apa-apa, hanya persiapan saja. Apalagi mobil yang dibeli bukan mobil baru, melainkan Honda Jazz tipe lama, transmisi matic dan berteknologi I-DSI keluaran tahun 2004. Honda Jazz kekinian berteknologi V-Tech semua. Praktis, umur mobil sudah mencapai 16 tahun. Makin tambah umur, makin banyak komponen yang keropos dan rusak, dan ini wajar. Tapi toh realitanya, yang saya siapkan tak sampai 10% dari harga mobil, maklumlah rakyat jelata, kebutuhan juga makin banyak karena #dirumahaja. Astaghfirullah, jadi curhat begini. Sebenarnya yang jadi masalah utama adalah, saya tidak tahu komponen apa yang rusak nantinya dan kapan akan terjadi? Unpredictable, saya bukan pakar otomotif.

Pada akhirnya, rutinitas berjalan seperti biasa, melupakan bom waktu yang siap meledak kapan saja. Mobil ini saya ajak bekerja keras dan bertempur di segala medan. Pulang pergi Mojokerto-Blitar yang kadang tiap minggu, ikutan tugas dinas luar kota ke Surabaya, Malang hingga Lamongan, sampai dipaksa nanjak ke lereng Gunung Lawu di pelosok Wonogiri. Belum ada tanda-tanda kerusakan mesin serius. Mungkin saya saja kurang peka saking nyamannya nyetir. Meski tak ahli otomatif, tapi maintenance dasar tetap harus dilakukan, jangan hanya bisa ngelap mobil doang. Minimal bisa ganti ban, isi radiator dengan coolant, tambah air aki, cek tekanan angin ban, serta rutin ke bengkel untuk cek dan ganti oli mesin, oli transmisi dan filter oli. Oke, tak ada masalah, aman terkendali.

Pertengahan Maret hingga awal April, wabah Corona membuat akvitas transportasi berkurang. Sesekali mobil saya bawa ngampus untuk manasin mesin. Jarak rumah dengan kampus cukup dekat, dan terasa lebih dekat lagi karena suasana Kota Blitar yang lengang dan sepi. Sampai suatu ketika, indikator overheat tiba-tiba menyala merah, berkedip-kedip. Ini kondisi yang jarang terjadi, apalagi air radiator masih banyak. Overheat terjadi ketika suhu mesin melebihi batas normal, berarti mesin terlalu panas. Padahal suhu mesin mobil harus terjaga, tidak boleh terlalu dingin ataupun terlalu panas. Prediksi saya terjadi, pastinya ada komponen mobil yang rusak, dan saya tak tahu apa itu. Sementara saya biarkan dulu, mesin saya matikan. Meski konyol, saya berharap agar mobil bisa sembuh dengan sendirinya.

"Pak, coba kita berkunjung ke Telkomsel, kita adakan kerjasama masalah paket data. Mahasiswa mulai protes jika dipaksa daring tanpa asupan subdisi paket data". Saya diajak Warek Akademik dan Staf Sarpras ke kantor Telkomsel Blitar. Saya terlanjur menawarkan diri untuk naik mobil saya saja, sampai lupa jika tadi ada tanda-tanda kerusakan mesin. Ndilalah, kantor Telkomsel tutup. Langsung saya putar balik ke kampus. Indikator overheat berkedip-kedip lagi. Saya berharap mobil akan baik-baik saja. Di persimpangan traffic light, transmisi saya netralkan sambil menunggu lampu hijau. Berharap mesin lebih dingin. Ternyata tidak. Mana mungkin mesin akan dingin jika mesin masih menyala. Tiba-tiba indikator overheat yang tadinya berkedip-kedip kini menyala merah tanpa kedipan. Saya mulai cemas. "Suara apa itu pak?" tanya Pak Anwar, staf sarpras. Muncul suara seperti uap air mendidih. "Kayak jualan puthu ya pak?", "grrrrhh", pada ketawa. Saya coba menghibur diri ditengah kepanikan. Saya parkirkan mobil dipinggir jalan, mesin saya matikan, saya tunggu kira-kira satu menit.

Sampai di kampus, kap mesin langsung saya buka. Hawa panas menyembur keluar. Untung tak sampai berasap. Saya tak berani buka penutup radiator. Semburan air yang mendidih bakal bikin kulit melepuh jika tak hati-hati. Rupanya, mesin sudah basah oleh air radiator yang keluar dari sela-sela selang radiator. Oh, ini to penyebabnya, sementara saya menyimpulkan jika mesin overheat akibat selang radiator yang keropos karena karat. Setelah mesin agak dingin, saya isi full radiator dengan air biasa. 3 botol air mineral ukuran sedang mungkin cukuplah untuk perjalanan pulang.

100 meter berjalan, indikator overheat berkedip lagi. Saya heran, apakah air radiator bisa habis secepat itu. Sampai rumah, air radiator mengucur deras di kolong mobil. Esok harinya, saya datangi tukang servis mobil dekat rumah, masih tetangga. "Waduh, ndak bisa nyervis saya mas, langsung ke tukang radiator saja mas, ini bongkar banyak soalnya, termasuk bemper depan". Oalah, nyerah duluan beliaunya.

Saya coba searching di Maps dengan keyword "servis radiator blitar", ketemu tukang servis radiator dengan poin top skor. Udah kayak pencetak gol terbanyak saja ya. Hasil review-nya bintang 5. "Servis Radiator Pak Noe" namanya, samping kantor desa Plosoarang, Sanankulon. Dekat jembatan kademangan jika dari Kota. Dari rumah saya berjarak 6 km. Sangat jauh untuk ukuran mobil yang bermasalah. Bismillah. Saya isi full radiator. Saya pacu dengan rpm tinggi. Meski beresiko mesin cepat panas dan overheat lagi. Tapi cepat sampai di lokasi adalah tujuan utama. Alhamdulillah, tak sampai muncul bunyi uap air mendidih lagi. Mungkin air radiator masih cukup.  


"Niki selange radiator bocor mas, coba saya bongkar dulu, saya cek raditor dan selangnya, nggih". Pak Noe coba menjelaskan penyebab overheat tadi. "Memang selang radiator ini ada usianya mas, biasanya 5 tahun. apalagi kalau pakai air biasa, tambah ndak awet karena mudah berkarat. Kalau udah karatan, biasanya keropos dan berlubang. Gara-gara berlubang itu, menyembur air radiator keluar sehingga mesin panas karena kurang air untuk mendinginkan mesin." Saya manggut-manggut. Makanya, dapat bintang 5, lah wong orangnya enakan begitu. Beliau asli wonogiri, dari desa yang terkenal dengan sebutan desa radiator karena mayoritas penduduknya jadi tukang servis radiator. Pada merantau, menyebar se-Indonesia Raya. 

Atas permintaan beliau, saya belikan selang radiator dan air coolant di Toko Bravo, depan Pom Bensin Karangsari. Ramai banget. ini kalau ketahuan polisi pasti dibubarkan. Lah dilarang berkerumun kok pada berkerumun begini beli sparepart. Serasa tak ada corona emang.   

Kira-kira 2 jam, proses mengganti selang yang bocor dan pembersihan radiator. Semua komponen dipasang kembali termasuk bemper depan mobil. Saya coba hidupkan mesin. Normal, alhamdulillah, saya tersenyum sumringah pertanda bahagia. Pak Noe menyarankan agar menunggu dulu hingga mesin panas lagi. Tutup radiator dibuka lagi oleh beliau, air coolant muntah menyembur keluar. Dahi tukang radiator ini mengkerut, pertanda ada yang tidak beres. Saya cek indikator overheat. Lah kok kedip-kedip lagi. 

"Radiator dan selang sudah selesai diservis mas, tapi masih ada PR njenengan, air radiator muntah ini pertanda jika ada komponen lain yang mengalami kerusakan dan saya tidak bisa membenahi karena hanya bisa servis radiator, saya perkiraan yang rusak termostat dan dinamo kipas radiator". 

"Waduh, apalagi itu pak?" Bahagia saya hanya bertahan sebentar, kini mulai cemas mendekati panik.  Perjuangan belum usai. Berarti saya perlu nyari lagi tukang servis yang lebih sakti dari Pak Noe, yang top skor bintang 5 itu.  

Posting Komentar untuk "Bikin Panik, Suara Uap Air Mendidih Muncul Ketika Mesin Mobil Overheat"