Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Baru Lulus SD, Hasilkan Belasan Juta dari Youtube

Saya biasa memanggilnya Naza. Lupa nama lengkapnya. Padahal masih sepupu. Satu mbah dari Ayah saya. Dia baru lulus SD tahun ini. Lulusan pandemi covid-19. Kemudian lanjut sekolah menengah sambil mondok di salah satu pesantren di Kebondalem. 

Agustus lalu dia sempat bikin heboh keluarga besar. Bahkan kabar itu menyebar antar mulut, hingga ke penjuru kampung. Jadi bahan pembicaraan netizen dusun. Sebagian besar bertanya-tanya, "Kok iso yo?". 

Pertanyaan itu sampai juga ke telinga saya. Ibu dan adik sengaja nungguin saya pulang dari Blitar, lalu mewawancarai saya dengan serius. 

"Mas, kok iso?" 

"Apanya yang kok iso?"

"Naza dapat uang dari Youtube lho, 15 Juta". 

"Hah? serius? Kok iso?", gantian saya yang kaget. Malah nanya balik. Uang 15 juta itu besar bagi warga kampung. Apalagi dapatnya dari alam gaib macam youtube. 

"Sampean kan lulusan IT to mas, piye carane kuwi?". Adik saya kayak kepo banget. Maksa saya jawab seakan-akan tahu jawabannya.

Waduh, cara dapat uang dari youtube kan tidak diajarkan di kurikulum teknik informatika. Tapi, sebagai lulusan IT, long life learning itu adalah keniscayaan. Saya gali banyak informasi seputar dunia persilatan youtube. Terutama yang digeluti Naza. Saya menduga dia punya channel youtube yang ramai viewer dan subscriber. 

"Apa nama akunnya?". Rasa penasaran saya memuncak.

"Zahra Putri".

Saya cari nama akunnya. Astaga. 69 ribu subscriber (waktu itu Agustus 2020). Saat tulisan ini dibuat, subscriber melonjak drastis ke 83 ribu. Satu konten videonya ditonton ratusan ribu kali. Pantas saja, 15 juta auto masuk rekening.

Ada pertanyaan yang menggelayut di pikiran saya. Bagaimana bisa seorang Naza yang saya kenal pemalu dan pendiam itu tiba-tiba bisa bikin konten seramai itu? Apalagi isi kontennya amat nyeleneh bagi saya. Tapi terbukti, punya pasar viewer yang besar. 

"Ini konten apaan sih?" tanya saya ke adik. 

"Sakura School Simulator".

"Hah? Apaan itu?"  Saya gagal paham. 

Salah satu konten dari Channel Youtube Zahra Putri


Saya harus menemui Naza langsung dan belajar banyak bagaimana jadi Youtuber. Waktu dapat kiriman uang Youtube itu. Naza pulang dari pondok. Sayangnya, dia berniat boyong dari pondok dan fokus jadi Youtuber. Alasannya, pesantren sebagaimana umumnya, tidak mengizinkan santri membawa smartphone. 

Bukan waktu yang tepat untuk memberondong Naza dengan banyak pertanyaan saat itu. Dia dirayu banyak orang untuk bersedia balik pondok lagi. Toh sudah ada kakaknya yang bersedia jadi manajer akun youtube-nya selama dia mondok. Termasuk mengelola keuangan. Selama ini pula, rekening kakaknya lah yang digunakan untuk menampung kiriman uang dari youtube. Anehnya, kakaknya tidak bakat untuk membuat konten yang serupa dengan yang dia buat. 

Saya berjanji untuk mengantarkannya balik pondok lagi malam harinya. Sekaligus untuk memawancainya ditengah perjalanan. Dia mengaku diajari oleh teman satu kelas saat SD dulu. Temannya juga sukses besar bikin konten youtube. Sampai putus sekolah. Merasa sudah punya uang banyak untuk membantu orang tuanya.  Naza ini sering main-main ke rumah teman yang putus sekolah itu. Diajarilah cara bikin konten, unggah konten, serta mengelola akun youtube. Konten yang dia buat berbeda dengan konten temannya. Dia memilih konten yang dia sukai. Game bernama Sakura School Simulator dia unduh dari playstore. Dia bisa membuat tokoh kartun sebagai pemain utama. Lalu, mensimulasikan pemain itu sebagai pelajar yang bersekolah SMA Sakura Town.

Naza menjelaskan itu sambil malu-malu. Saya cuma manggut-manggut doang sambil nyetir ke pondoknya. Dia melanjutkan ceritanya. Melalui game itu dia bisa berkreasi sesuka hati mensimulasikan banyak aktivitas. Mulai dari pilih-pilih baju, bernyanyi hingga menceritakan adegan horor di sekolah. Suara yang muncul di konten youtube-nya adalah murni suara Naza sendiri. Saya berdecak kagum. Naza benar-benar kreatif bercerita dengan lancar dan menghayati peran. Inilah yang sulit ditiru oleh Kakaknya. Yang bikin saya kagum lagi, ternyata dia hanya bermodalkan smartphone untuk bikin konten. Tanpa sentuhan editing video lewat komputer.

"Alhamdulillah Ris, ono rejeki gawe Naza aqiqoh". Jawab Ibu Naza polos, ketika saya tanya buat apa uang youtube-nya. Ibunya memang ibu rumah tangga, sementara Bapaknya adalah petani biasa. Saya berpesan ke Naza agar tetap semangat belajar di pondok. Fokus belajar dahulu. Toh, bisa bikin konten lagi pas liburan pondok. Dengan jumlah subcriber yang terus bertambah, InsyaAllah gaji bulanan dari youtube tetap lancar. 

Disaat lapangan pekerjaan susah masa pandemi. Dia bahkan bisa memberikan lapangan pekerjaan baru bagi kakaknya. Yang baru lulus jadi sarjana itu. Tanpa harus repot-repot melamar pekerjaan. Jabatan kakaknya prestisius. Jadi Manajer. Manajer akun youtube. Kreativitas memang tidak memandang jenjang pendidikan. Disinilah sisi inspiratif seorang Naza. 

2 komentar untuk "Baru Lulus SD, Hasilkan Belasan Juta dari Youtube"

  1. Saya Ardea alhamdulilah masih semester 1 di universitas Nahdatul ulama blitar saya seorang Blogger pemula setelah google web master peng indeks an di nonaktifkan jadi agak males daftar adsense

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat mas Ardea, saya anggap ngeblog sebagai hobi. Saya aktif nulis sejak 2012. Tak peduli dengan teknik SEO, web master dan tetek bengeknya. Yang penting tulisan asli dari kita. Lambat laun akhirnya terindeks otomatis di google. Dan dapat adsense juga.

      Hapus