Imam Tarawih Balapan, Jamaah Pingsan
Jika diamati, masjid atau musholla yang mengamalkan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat condong agak cepat gerakan shalatnya serta pendek bacaan suratnya. Di kampung saya juga begitu, dari 3 musholla dan 1 masjid, semuanya kompak shalat tarawih 20 rakaat. Ada bilal tarawih untuk mengucapkan shalawat disela-sela 2 rakaatnya. Hal ini sebagai penanda mulai dan berakhirnya shalat tarawih. Bilal juga berperan sebagai pengingat. Jaga-jaga kalau ada imam yang kelupaan jumlah rakaat.
Nah, masalah timbul ketika bilal tarawih di setiap mushalla dan masjid mengucapkan shalawatnya melalui pengeras suara. Tentu saja, suara bilal tarawih bakal terdengar bersahut-sahutan dan menggelegar ke seluruh kampung. Bagi para jamaah masjid, sudah terbiasa bagi mereka mendengar sahutan bilal tarawih dari musholla sekitaran masjid. Pun para jamaah musholla, juga dapat mendengar sahutan bilal tarawih dari masjid. Hal ini tidak masalah jika para jamaah cuek aja. Bahkan, semua bakal aman terkendali, lancar sampai malam takbiran tiba.
Biasanya, masalah timbul ketika para jamaah mengkritik imam tarawih di musholla atau masjidnya. Biasa, di negeri para netizen ini. Apapun bisa dikritik dan dikomentari. Bahkan masalah kecepatan sholat tarawih sekalipun. Kadang dinilainya imam terlalu lambat.
Lah, bagimana jamaah tahu kalau terlalu lambat? Begini kronologinya. Ketika jamaah masjid mendengar bilal musholla sudah mengakhiri tarawih, sementara di masjid masih melaksanakan tarawih, disitulah jamaah berkomentar. Imam tarawih di masjid terlalu lambat, sehingga kalah cepat dengan imam tarawih musholla. Tentu hal ini mengkhawatirkan, jika imam di masjid goyah dan menuruti omongan jamaah, maka imam akan mempercepat tarawih agar tidak kalah cepat dengan imam tarawih di musholla. Bahasa kerennya adalah imam tarawih balapan.
Baik santai dulu. Ambil napas. Itu hanya pengantar, masih muqoddimah. Saya punya kisah yang konyol dan mendebarkan, bagi saya sendiri. Waktu itu, saya ditunjuk menjadi imam shalat tarawih di musholla. Entah apa yang merasuki takmir. Kok bisa-bisanya menunjuk saya jadi imam. Akhirnya timbullah tragedi.
Kejadian ini saya alami saat ramadhan tahun 2017. Sebagaimana ramadhan biasanya, masjid dan musholla di kampung ramai oleh jamaah yang istiqomah shalat tarawih, pun di kampung saya. Saya dijadwalkan menjadi imam tarawih di masjid dan musholla, walaupun hanya beberapa hari.
Suatu ketika, saya diminta menjadi imam tarawih di langgar kidul, sebutan untuk musholla kampung yang berlokasi di selatan dusun. Saat itu, imam tarawih di musholla kidul memang terbiasa cepat gerakan sholatnya, bahkan bacaan al-fatihahnya pun cepat. Bisa satu napas. Jangan harap bakal menemui imam yang membaca surat panjang-panjang. Surat yang menjadi langganan tetap adalah QS. At-Takatsur hingga QS. An-Nas. Saya pun berusaha menyesuaikan keadaan. Karena imamnya masih muda dan on fire, diajak agak cepat pun oke-oke saja. Minta kecepatan cahaya pun berangkat.
Tarawih pun dimulai, bilal mulai mengkomando mulainya tarawih. Membacakan niat shalat tarawih dan bacaan shalawat. Sebagai imam, saya memimpin tarawih sebaik yang saya bisa. Hingga akhir shalat tarawih, keadaan masih baik-baik saja. Saya bersyukur karena saya menyelesaikan tarawih sedikit lebih cepat daripada di masjid. Hal itu saja ketahui dari suara bilal di masjid yang masih membacakan shalawat untuk mengkomando tarawih rakaat berikutnya. Sejujurnya ini adalah kelakuan konyol, secara tidak langsung saya berusaha balapan dengan imam tarawih di masjid. Ternyata saya menang. Saat ini saya sudah taubat untuk balapan antar imam dan memilih sholat tarawih agak lambat sedikit cepat. Tentu memperhatikan tuma'ninahnya.
Kembali ke cerita saya tadi. Setelah memimpin doa tarawih, bilal di musholla kembali mengkomando para jamaah untuk shalat witir. Sebagai imam, saya pun melaksanakan sebaik mungkin.
Seusai shalat witir. Saya memimpin dzikir membaca subhanal malikil kuddus. Hingga akhirnya, kejadian itu pun tiba. Dari belakang, suara jamaah mendadak gaduh dan histeris.
"Astaghfirullah.....", "Masya Allah"..."Ayo digotong"
Terdengar suara jamaah berlarian. Saya pun kaget. Mendadak menghentikan dzikir. Menoleh ke bekalang dan mendapati kenyataan bahwa jamaah laki-laki sudah bubar. Mereka berlarian menuju tempat jamaah wanita. Saya agak panik dan ikutan lari menuju tempat jamaah wanita. Dzikir setelah witir sudah berganti dengan kepanikan. Terlihat seorang jamaah perempuan dibopong beberapa orang keluar musholla.
"Wonten nopo niki, pak?", saya penasaran sekaligus panik, sampai berpikir aneh-aneh. Saya khawatir jamaah itu meninggal mendadak gara-gara imam tarawih terlalu cepat. Bisa saja kena serangan jantung.
"Wonten jamaah semaput, mas". Jawab para jama'ah.
"Semaput pripun, pak?" saya kurang puas dan terus meminta kejelasan.
Wanita pingsan itu kemudian dibopong ke rumahnya sendiri di dekat musholla. Saya yang masih penasaran kemudian bertanya ke salah satu jamaah wanita.
"Bu, beliau pingsan kenapa?"
"Memang orangnya sakit mas, mungkin kecapekan".
"Apa tarawih tadi terlalu cepat bu?".
"Ndak juga kok mas, biasanya juga cepat begitu, memang pas tidak sehat saja hari ini."
Sebagian besar jamaah meninggalkan mushalla. Menjenguk jamaah pingsan tadi. Dan alhamdulillah beliau sudah sadar. Para jamaah lain beriniatif untuk memanggilkan dokter agar diberikan obat yang tepat.
Ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi saya ketika menjadi imam. Para jamaah baik di musholla maupun di masjid adalah masyarakat majemuk. Ada yang sedang sakit, buru-buru, sehat, nyantai, dll. Tentu imam memiliki tantangan untuk menyesuaikan shalatnya dengan para jamaah. Jangan terlalu pelan, dan jangan terlalu cepat. Sedang-sedang saja. Tapi, yang sedang-sedang itu pun susah parameternya.
Semoga tidak terulang lagin kejadian imam yang menyebabkan jamaahnya pingsan gara-gara kelelahan shalat. Cukup saya saja. Saya bersyukur, sampai sekarang beliau masih sehat. Jika waktu itu beliau meninggal dunia, tentu dunia bakal heboh. Mungkin esoknya ada headline di berbagai surat kabar, "Tarawih Cepat, Jamaah Wafat". Dan susah tentu yang paling disorot adalah siapa imamnya? Tega sekali hingga menyebabkan jamaahnya wafat.
Mojosari, 6 Juni 2018
Abd. Charis Fauzan
Tips Prediksi Togel Hongkong Akurat 2020
BalasHapusSitus Prediksi Togel
Edyan
HapusMasyaallah. Cerita yang selalu menarik
BalasHapusTerima kasih banyak, Prof panutanQue
Hapus