Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melirik Keelokan Pantai Telok di Tepian Jalur Lintas Selatan

Pantai telok mungkin terdengar cukup asing di telinga. Pun dengan saya. Manakala saya diajak teman untuk survei lokasi ke Pantai Telok, saya langsung mengiyakan karena penasaran. Niat awalnya mencari pantai yang cocok untuk liburan tadabbur alam bagi teman-teman Jagad Shalawat yang bakal dilaksanakan akhir pekan. Atas usulan dari Mas Zainal sekalu ketua pelaksana, maka salah satu pantai yang masuk rekomendasi tadabbur alam adalah Pantai Telok. Walaupun begitu, tetap kami harus survei langsung ke lokasi pantai sebelum acara tadabbur alam terlaksana. Hal ini amat diperlukan untuk mengecek keadaan pantai dan ketersediaan fasilitas umum disana.

telok


Berdasarkan pengamatan pada maps, ternyata lokasi Pantai Telok searah dengan jalan menuju Pantai Sendang Biru yang terkenal dengan Pulau Sempu-nya itu. Sejujurnya saya belum pernah sama sekali kesana, jadi tidak tahu pasti bagaimana keadaan jalan dan waktu tempuhnya. Ngikut versinya google maps saja, 2 jam saja sudah sampai dari Kota Malang. Yaps, akhirnya bersama 5 orang lainnya, kami berangkat jam 8 pagi menggunakan 3 motor. Perjalanan ditempuh dengan sangat lancar hingga sampai di pertigaan Turen, ambil arah kiri menuju Dampit, lalu belok ke kanan sesuai petunjuk jalan menuju Pantai Sendang Biru. Awalnya saya senang sekali karena akses jalannya halus dan cukup lebar. Berharap sampai pantai jalannya bersahabat seperti itu. Ternyata saya tertipu, memasuki Kecamatan Sumbermanjing Wetan, bentuk jalannya ternyata menyempit dan tidak karuan. Dimana-mana yang terlihat hanyalah aspal jalan yang pecah, bergelombang dan naik turun khas perbukitan. Oh, sungguh menyiksa pengguna jalan. Andai akses jalan kesana lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah, tentu pariwisata di Malang Selatan akan terdongkrak, mengingat potensi alamnya yang luar biasa.

Sekian lama menderita bersama aspal rusak, akhirnya sampai juga dipersimpangan jalur lintas selatan. Belok kiri menuju ke Sendang Biru, atau ke kanan mengikuti jalur lintas selatan menuju Pantai Bajulmati, Pantai Goa Cina, Pantai Selok dan masih banyak lagi. Melihat jalur lintas selatan ini pun, sejatinya saya merasa agak miris. Proyek JLS ini adalah proyek unggulan Provinsi Jawa Timur untuk menghubungkan dua kota paling terpencil di wilayah selatan Jawa Timur, yakni Pacitan dan Banyuwangi sepanjang lebih dari 600 km. Digadang-gadang selesai pada tahun 2014, nyatanya hingga awal tahun ini (2016), jalur lintas selatan ini seperti hidup segan mati tak mau. Tidak apa-apalah, insya Allah suatu saat selesai, entah kapan pastinya. Yang jelas, JLS di wilayah ini agak mendingan daripada JLS yang berada dikawasan Balekambang ke arah Kondang Merak, pasalnya JLS disana masih berupa batuan kapur terjal dan tanah lumpur bekas hujan, pastinya bikin dengkul terkena asam urat mendadak.

Salah satu sudut Jalur Lintas Selatan menuju Pantai Selok
Jalur Lintas Selatan, masih berupa tanah yang dihaluskan

Dan akhirnya jumpa juga dengan jalur lintas selatan yang beraspal mulus. Nikmat sekali rasanya berkendara di jalanan sepi dengan pemandangan alam yang memukau.

Jalur lintas selatan dengan aspal mulus
Jembatan Bajulmati yang fenomenal

Sekian menit dari jembatan bajulmati, akhirnya kami sampai di Pantai Telok yang berada persis di sebelah pantai jelangkung, masih disekitar tepian jalur lintas selatan. Sesampai disana, waktu menunjukkan hampir pukul 11 siang, berarti menghabiskan perjalanan lebih dari 2 setangah jam. Kabar baiknya, kami tidak dipungut biaya ketika masuk ke kawasan Pantai Telok. Kabar buruknya, Pantai Telok ternyata belum dikelola, sehingga tidak ada fasilitas umum yang dapat dijumpai disana. So, jika teman-teman kebelet ingin buang air, langsung saja dibuang di laut lepas. Padahal sesungguhnya panorama di pantai ini sungguh elok dan memukau. Pasirnya yang bersih dan lembut, ditambah deburan ombaknya yang cukup besar seakan membuat otak serasa langsung fresh. Apalagi suasananya yang masih sepi, ah, serasa pantai ini jadi milik sendiri.

Suasana sepi di Pantai Telok

Karena teman-teman saya orangnya baik hati dan pintar memasak, maka sesampai disana, segera mereka mencari kayu bakar kemudian bakar-bakar ikan. Sedangkan saya sendiri, bisanya cuma bantu-bantu. Terlebih membantu untuk menghabiskan ikan yang telah dibakar. hehe...

Setelah menghabiskan ikan bakar

Jangan lupa, ke pantai tidak lengkap tanpa berenang dan bermain ombak laut. Laksanakan !!! Pantai Telok mempunyai deburan ombak yang cukup besar. Jika anda beruntung, bisa saja terseret ganasnya ombak kapan saja. Tapi tidak masalah, ajak saja teman yang pandai berenang untuk ikut serta bermain di tepian pantai. Jika anda terseret ombak betulan, tinggal teman anda yang mau menolong atau hanya teriak dari tepi pantai. Jangan harap ada penjaga pantai yang bersiaga, karena keadaan disana memang masih sepi dan alami. Terlepas dari itu semua, tergantung dari diri kita masing-masing untuk tetap menjaga jarak aman dan jangan lupa berdoa karena sesungguhnya pertolongan terbesar datang dari Allah yang maha kuasa.



Tidak enaknya, habis berenang, serasa badan seperti lengket kena garam. Mau mandi ya adanya cuma air laut. Ingin mandi air tawar adanya cuma di Pantai Jelangkung dengan ongkos masuk 15 ribu per motor. Ya mau bagaimana lagi, keputusan pahit diambil, akhirnya kami balik ke Malang dengan badan bermandikan pasir pantai.

Setelah survei lokasi ke Pantai Telok terlaksana, keputusan diambil dengan tidak meng-ACC Pantai Telok untuk kegiatan tadabbur alam. Alasannya masuk akal, karena kegiatan tadabbur alam kami membutuhkan waktu 2 hari 1 malam, membutuhkan lahan yang cukup luas untuk tempat camp, dan pastinya butuh fasilitas kamar mandi untuk buang hajat. Sayangnya kami tidak menjumpainya di Pantai Telok.

Wa ba'du, biarlah Pantai Telok tetap asri dengan alamnya, semoga keserakahan manusia tidak segera membuat pantai ini akhirnya menjadi korban eksploitasi berikutnya.

Wallahu A'lam Bisshowab

Malang 11 Februari 2016

Salam

Tanda Tangan

2 komentar untuk "Melirik Keelokan Pantai Telok di Tepian Jalur Lintas Selatan"