Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mereka, Mahasiswa Perindu Baginda Nabi


Saya yakin, ini adalah unit kegiatan mahasiswa yang diberkahi. Terwadahi dengan nama UKM Shalawat dan Tilawatil Quran (STQ), yang baru seumur jagung terbentuk di UNU Blitar. Di dalamnya berkumpul para mahasiswa pecinta shalawat Nabi dan para qori' yang suaranya menggetarkan hati. Melihat begitu khusuknya mereka memuji Baginda Nabi, saya tergerak menuliskan ulang apa yang disampaikan Imam Jalaluddin al-Suyuti dalam kitab tafsirnya yang masyhur, al-Durr al-Mansur.

Imam al-Suyuti, kala menguraikan makna "gaib" di awalan Surah al-Baqarah, menyisipkan kisah inspiratif tentang Baginda Nabi yang menyapa para sahabatnya seusai memimpin salat Subuh.

"Wahai sahabatku, siapakah makhluk yang menakjubkan imannya?"

Tanpa berpikir panjang, para sahabat kontan menjawab, "Malaikat, wahai Rasulullah".

Baginda membalas dengan lembut, "Bagaimana malaikat tidak beriman sedangkan mereka pelaksana perintah Allah".

"Kalau begitu, para Nabi, ya Rasulullah", ucap para sahabat.

"Bagaimana para Nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka".

Para sahabat masih berusaha menjawabnya, "berarti mereka adalah para sahabat-sahabat engkau, ya Rasulullah".

"Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedangkan mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan".

Baginda Nabi melanjutkan,

"Sungguh, orang yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang sesudah kamu sekalian. Mereka beriman kepadaku, padahal tidak melihatku. Mereka membenarkan aku tanpa pernah melihatku. Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku. Mereka mengamalkan apa yang ada dalam tulisan itu. Mereka membelaku seperti kalian membelaku. Alangkah inginnya aku berjumpa dengan ikhwan-ku itu!".

Kemudian, Baginda Nabi membacakan Surah al-Baqarah ayat 3, "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."

Kita tahu, para sahabat menyaksikan langsung apa yang dibawa Rasulullah. Kita paham, para sahabat merasakan langsung bagaimana kemuliaan Rasulullah. Kita mendengar kisah bagaimana para sahabat melampiaskan rindu dengan memeluk Rasulullah.

Sementara generasi masa kini, yang ribuan tahun sepeninggal wafat Nabi, yang hanya mengandalkan kitab suci, sirah nabawi, serta untaian kalam pewaris Nabi, namun tetap saja beriman dan merindu Baginda Nabi.

Betapa menakjubkan iman generasi masa kini. Walau pesona indah Baginda Nabi tak lagi tersaksikan oleh mata, lembut suaranya tak lagi terdengar telinga.

Semoga senantiasa istiqomah untuk UKM STQ UNU Blitar. InsyaAllah, Anda semua, adalah generasi yang dirindu Rasullullah.

Terkadang, di penghujung pekatnya malam, tiada harapan yang mesti dipendam kecuali harapan agar kami termasuk umat yang dirindu untuk berjumpa Baginda Nabi, kelak pada hari ketika kami haus akan syafaatnya di Padang Mahsyar. Meski kami sadar, lebih sering lalai dan bertabur noktah dosa. Tentu tiada lain, atas barokah shalawat atas Nabi-Mu, Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad

Posting Komentar untuk " Mereka, Mahasiswa Perindu Baginda Nabi"