Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seberapa Produktif Saya Menulis 10 Tahun Terakhir?


Teringat ungkapan inspiratif dari mendiang Prof. Dr. KH. Mustafa Yaqub, "Walaa tamutunna Illa wa antum kaatibuun" yang makna general-nya adalah pantang mati sebelum menjadi penulis. Kredo ini selalu muncul di lembaran awal buku karya murid terbaik beliau di Darus Sunnah Institute for Hadith Science, Dr. Arrazy Hasyim.

Menulis adalah aktivitas mengukir peradaban dan menabur gagasan. Maka rugilah diri saya andai tidak punya tulisan apapun di zaman yang serba mudah ini. Berbekal media sosial, tulisan seringkas apapun dapat ter-blow up dengan cepatnya.

Mumpung awal tahun adalah momentum refreksi, saya coba mengevaluasi diri seberapa produktif saya menulis dalam 10 tahun terakhir.

Mengapa harus 10 tahun terakhir?

Sederhana saja, mengacu ke log aktivitas Facebook, tulisan saya mulai terpajang di pertengahan Juni 2012. Saat itu, saya mulai menulis di beranda Facebook memanfaatkan fitur yang kini kian sulit dicari, fitur catatan.

Berbeda dengan posting status biasanya, fitur catatan lebih mirip blog. Berbekal fitur catatan inilah, saya bisa menulis berbagai topik tematik. Seluruhnya seputar pengalaman hidup yang menurut saya, eman-eman jika tidak diceritakan. Toh, jika saya cerita langsung ke orang-orang, belum tentu ada yang mendengar.

Lambat laun, fitur catatan kian tidak nyaman, tidak lain karena postingan biasa di Facebook sudah bisa menampung artikel panjang.

Akhirnya, seluruh arsip tulisan saya pindahkan ke blog khusus bernama abchafau.com, akronim nama saya sendiri. Hingga tulisan ini dibuat, sudah ada 138 artikel. Meliputi berbagai kategori kisah kehidupan. Artinya, dalam setiap tahun sejak 2012, saya hanya bisa menulis 13,8 artikel. Sekira 1 artikel per bulannya. Sungguh tidak produktif.

Oh iya, saya juga punya blog lain bernama kitainformatika.com. Blog ini khusus untuk menampung tulisan saya yang beraliran serius. Tulisan yang selaras dengan latar belakang keilmuan saya, yakni informatika.

Berawal dari tugas kuliah tahun 2013, blog bertopik ilmu komputer itu kini sudah mengarsipkan 380 tulisan. Jika dibagi 9, pertahun rata-rata menulis 42 artikel, atau 3,5 artikel tiap bulannya. Bisa dikatakan belum produktif.

Ada lagi.

Efek kuliah magister tahun 2016, saya dipaksa oleh pembimbing, Prof. Ir. Drs. Ec. Riyanarto Sarno, Ph.D dari ITS untuk bisa menulis sesuai kaidah ilmiah. Berhubung beliau sudah sampai level World Class Professor, tulisan ilmiah yang dihasilkan mahasiswa bimbingannya haruslah dipublikasikan di Journal atau setidaknya Internasional Conference yang terindeks Scopus.

Sejak 2016 hingga akhir 2021, terlacak di Google Scholar saya, terdapat 50 artikel ilmiah yang ter-published di berbagai tempat. Baik sebagai penulis pertama atau penulis kesekian. 11 diantaranya terindeks Scopus. Jika dikalkulasikan, pertahun hanya mampu mempublikasikan 10 artikel ilmiah, atau 5 artikel ilmiah per semester. Rendah sekali sebagai seorang akademisi.

Apakah ada tulisan lainnya?

Hampir lupa. Walau dilalui dengan keroyokan, tetaplah nama saya sempat tercantum sebagai penulis buku. Seingat saya ada dua buku. Tahun 2017 tentang Manajemen Proses Bisnis: Model dan Simulasi. Serta terbitan beberapa bulan lalu, buku yang agak menyimpang dari koridor linieritas keilmuan, tentang Pendidikan Agama Islam berbasis Daring di Pendidikan Tinggi.

Jika dirangkum, 10 tahun terakhir saya hanya menghasilkan tulisan berupa:

138 artikel tematik tentang kisah hidup,

380 artikel ilmu komputer,

50 artikel ilmiah, serta 2 buku.

Kesimpulannya, selama 10 tahun terakhir ini, saya sama sekali belum produktif menulis. Semoga Allah maafkan atas waktu yang terbuang sia-sia.

Posting Komentar untuk " Seberapa Produktif Saya Menulis 10 Tahun Terakhir?"