Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mobil Bermasalah, Sendirian di Jalan Tol Malam Hari

 Keadaan sekeliling benar-benar sepi dan gelap. Hanya hamparan sawah dan titik-titik kecil lampu perkampungan nun jauh disana. Saya termangu mengamati mobil yang baru saja saya tepikan, di bahu jalan tol. Sendirian. Sementara satu dua kendaraan melaju kencang di hadapan saya. Tidak ada siapa-siapa. Saya sendirian di Jalan Tol Mojokerto-Jombang. Pengalaman yang sangat horor dan bikin merinding. Lebih merinding lagi kala membayangkan banyaknya korban kecelakaan yang terenggut nyawanya di jalur tol ini.

Awalnya, saya sengaja masuk Gerbang Tol Penompo untuk menuju Kemlagi. Saya cukup menempuh tujuh kilometer dan keluar di Gerbang Tol Mojokerto Barat. Naas, beberapa menit menjelang pintu keluar tol, ada suara keras muncul dari roda belakang Avanza yang saya kemudikan.

Mobil tiba-tiba limbung. Untung saja, laju kecepatan tidak lebih 100 kpj. Kemudi masih terkendali.

Anehnya, seperti ada sesuatu yang menempel di roda belakang.

Saya mengurangi kecepatan.

Suara muncul makin parah. Kali ini mengenai slebor belakang sebelah kanan. "Brak brak brak".

Mau tidak mau, saya terpaksa menghentikan mobil di bahu jalan tol. Harus saya pastikan, apa yang terjadi dengan roda belakang.

Gelap sekali. Lampu utama mobil tetap saya nyalakan. Saya andalkan cahaya senter smartphone untuk menerangi roda belakang.

Astaghfirullah. Ternyata ini masalahnya.

Karet ban belakang sebelah kanan terkelupas parah. Sampai mengenai slebor. Meski tak sampai pecah ban, ban tetap harus diganti serep.

Ah, ndilalah kok pas sendirian. Bagaimana mungkin saya bisa mengganti ban jika keadaan gelap begini.

Saya coba menenangkan diri. Percuma juga panik. Apalagi sampai nangis guling-guling. Tak bakal menyelesaikan masalah. Solusinya hanya ganti ban serep.

Pelan-pelan, saya tata alat dongkraknya.

Dari jauh, terlihat mobil berjalan pelan di bahu jalan. Lampu mobilnya dengan jelas menyorot saya yang lagi susah payah dongkrak.

Mobil itu berhenti tepat dibelakang mobil saya.


Saya jadi mikir. Baik banget ya. Sampai rela menyinari saya yang lagi kesusahan.

Dua orang laki-laki berbadan tegap keluar mobil.

Mendekati saya yang lagi bengong. Pikiran saya berubah negatif. Eh, jangan-jangan mereka mau berbuat jahat. Mau malak? Begal? Culik?

Ya Allah, saya pasrah.

"Selamat malam, Bapak. Ada yang bisa kami bantu. Ada masalah apa?"

Rupanya, keduanya berseragam dinas. Alhamdulillah, ternyata beliau berdua adalah petugas PJR jalan tol.

"Kami kebetulan sedang patroli, pak. Biasanya sampai Kertosono. Kami punya alat dongkrak lengkap untuk bantu ganti ban".

Kedua petugas membantu dengan cekatan. Beberapa menit, ban sudah berganti. Bersyukur sekali saya dibantu oleh petugas PJR.

"Mohon maaf pak, biasanya, dikenakan tarif berapa?" Tanya setengah gugup.

"Oh, itu. Kami tidak mematok tarif, Pak. Seikhlasnya saja".

Ada hal konyol yang baru saja terpikirkan setelah bertanya tarif. Lah wong dompet saya kosong kok sok-sokan nanya tarif. Di dompet, hanya ada kartu ATM tanpa sepersen pun uang. Saya sudah berencana untuk ambil uang selepas keluar tol. Tapi apa daya, sesuatu terjadi, dan petugas PJR terlanjur datang dan membantu.

Cukup lama Petugas PJR melihat saya bagai orang bingung. Membolak-balik dompet tapi ndak nemu yang dicari.

Saya beranikan bicara apa adanya. Lah piye neh. Memang begitulah adanya.

"Pak, ngapunten sanget lho nggih. Saestu niki. Kulo mboten mbeto nyotro blas sak Niki. Pripun kalau saya transfer mawon?".

Petugas PJR seperti keheranan.

"Kalau begitu ndak perlu pak. Bapak lanjutkan saja perjalanan. Lain kali lebih hati-hati ya pak. Semoga lancar sampai tujuan."

"Terimakasih kasih banyak ya pak".

Jangankan petugas PJR yang heran. Saya pun juga heran dengan diri saya. Kok bisa waktu itu sendirian, malam-malam, di bahu jalan tol, di area persawahan, bahkan tanpa bawa uang. Sungguh lengkap penderitaannya.

Tapi ingat, pertolongan Allah pasti selalu datang disaat yang tepat.

Posting Komentar untuk "Mobil Bermasalah, Sendirian di Jalan Tol Malam Hari"